BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah laut yang dapat dikelola sebesar 5,8
juta km2 yang memiliki keanekaragaman sumber daya
kelautan dan perikanan yang sangat besar. Potensi lestari sumber daya ikan atau maximum sustainable yield
(MSY) di perairan laut Indonesia sebesar 6,5 jutaton per tahun, dengan jumlah
tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5,2 juta ton /tahun (80% dari MSY).
Kemudian,
untuk besarnya potensi perikanan tangkap diperairan umum yang memiliki total
luas sekitar 54 juta Ha, yang meliputi danau, waduk,
sungai, rawa, dan genangan air lainnya, diperkirakan mencapai 0,9 juta
tonikan/tahun.2 Sementara, untuk perikanan budidaya, potensi yang dimilikinya
adalah
a. perikanan
budidaya air laut seluas 8,3 juta Ha (yang terdiri dari 20% untuk budidayaikan,
10% untuk budidaya kekerangan, 60% untuk budidaya rumput laut, dan 10%untuk
lainnya),
b. perikanan
budidaya air payau atau tambak seluas 1,3 juta Ha, dan
c.
perikanan budidaya air tawar seluas 2,2
juta Ha (yang terdiri dari kolam seluas526,40 ribu Ha, perairan umum (danau,
waduk, sungai dan rawa) seluas 158,2 ribuHa, dan sawah untuk mina padi seluas
1,55 juta Ha)
Berdasarkan
data FAO (2014) pada
tahun 2012 Indonesia menempati peringkat ke-2 untuk produksi perikanan tangkap dan peringkat ke-4 untuk
produksi perikanan budidaya di dunia. Fakta inidapat memberikan gambaran bahwa
potensi perikanan Indonesia sangat besar, sehingga
bila dikelola dengan baik dan bertanggung jawab
agar kegiatannya dapat berkelanjutan,
maka dapat menjadi sebagai salah satu sumber modal utama pembangunan di masa kini dan masa yang
akan datang.
Dalam
delapan tahun terakhir, perekonomian Indonesia terus tumbuh cukup tinggi
mencapai rata-rata di atas 6% per tahun dan merupakan salah satu negara dengan
tingkat pertumbuhan tertinggi sekaligus paling stabil di dunia. Terjaganya
kesinambungan pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh lingkungan ekonomi
makro dan sistem keuangan yang kondusif dan stabil. Pertumbuhan ekonomi tahun
2012 ditopang oleh kenaikan kontribusi permintaan domestik di tengah pelemahan
kinerja ekspor yang terimbas oleh melemahnya permintaan eksternal (Laporan
Perekonomian Indonesia Tahun 2012).
Di
sisi lain, semakin bebasnya perdagangan dunia akan menuntut peningkatan daya
saing produk industri di Indonesia di pasar global. Kemampuan bersaing produk
Indonesia harus dipahami keterkaitannya dengan sektor hulu dan hilir serta
perlu dirumuskan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi dengan melakukan komparasi
terhadap industri negara-negara lain (Udin Unyu, 2013). Pengertian dari
industri itu sendiri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah
atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah
bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga
dalam bentuk jasa (Godam, 2006).
Dilihat
dari kondisi bentangan alam Indonesia yang berupa negara kepulauan dengan luas
lautan lebih besar dibandingkan dengan luas daratan, industri yang bergerak di
bidang perikanan memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Selain itu menurut
Manggala, et al. (2012), ditinjau dari segi pemasaran konsumsi per kapita dunia
untuk ikan setiap tahunnya diperkirakan meningakat dari 16 kg untuk saat ini
menjadi 19 kg tahun 2015. Dari proyeksi ini menunjukkan bahwa pertumbuhan
konsumsi secara keseluruhan di negara berkembang akan terus tetap, sementara
untuk negara negara sedang berkembang terus mengalami peningkatan. Permintaan
ikan dimasa datang akan ditentukan secara mendasar oleh jumlah konsumen dan
kebiasaan makannya serta pendapatan kotor dan harga ikan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
kondisi yang telah disebutkan sebelumnya, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam paper ini antara lain:
1.
Bagaimana perkembangan industri
perikanan di Indonesia?
2.
Bagaimana pengelolaan industri perikanan
agar bisa meningkatkan perekonomian Indonesia?