Tampilkan postingan dengan label pemijahan Lele. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pemijahan Lele. Tampilkan semua postingan

Selasa, 21 April 2020

LAPORAN PEMIJAHAN BUATAN DAN PAKAN ALAMI

BAB 1
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

Praktikum adalah subsistem dari perkuliahan yang merupakan kegiatan terstruktur dan terjadwal yang memberi kesempatan kepada Mahasiswa / i untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dalam rangka meningkatkan pemahaman mahasiswa / i tentang teori atau agar
Praktikum merupakan suatu pembelajaran untuk Mahasiswa / i untuk melakukan percobaan dengan belajar sendiri sesuatu yang dipelajari. Praktikum memiliki kelebihan tersendiri dengan metode pembelajaran yang lain, yaitu: Mahasiswa / i langsung memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan praktikum, mempertinggi partisipasi Mahasiswa / i baik individu maupun kelompok, Mahasiswa / i belajar berfikir melalui prinsip-prinsip metode penelitian (Djamarah, 2010 ).
Pembelajaran dengan praktikum sangat efektif untuk mencapai seluruh ranah pengetahuan lengkap, antara lain membantu agar dapat diterapkan pada yang nyata (kognitif), melatih perencanaan kegiatan secara mandiri (afektif), dan melatih penggunaan instrumen khusus (psikomotor) (Rahayuningsih, 2005) .
Salah satu kelebihan pembelajaran praktikum (laboratorium) adalah siswa yang dapat dilatih coba-coba, dapat mengulang-ulang kegiatan atau tindakan yang sama hingga benar-benar terlatih (Sumiatun, 2013).

1.2. Rumusan Masalah.
Sebuah. Masih kekurangan pengetahuan mahasiswa / i tentang pemanfaatan sumber daya, pemijahan buatan, pakan alami dan ikan monoseks88.

1.3. Tujuan.
Sebuah. Sebagai bahan pengetahuan untuk mahasiswa / i perikanan.
b. Meningkatkan pemahaman siswa / i tentang teori atau agar siswa / i menguasai keterampilan tertentu yang berkaitan dengan pengetahuan atau cara kuliah.



BAB II
METODE PERAKTIKUM


2.1. Waktu dan Tempat.

Peraktikum bersama atau gabungan dilakukan di Segerongan Kecamatan Lingsar Lombok Barat, Tanggal 5 - 7 April 2019.

2.2. Metode Peraktikum.

Metode yang digunakan adalah metode wawancara, diskusi dan kunjungan.


BAB III
PEMBAHASAN


3.1. Pemijahan Buatan Ikan Lele.

Pemijahan adalah pertemuan sel telur dengan sel sperma atau Pemijahan buatan rumahan pemijahan, pembuahan dilakukan oleh campur tangan manusia. proses menerbitkan telurnya menggunakan proses streeping (pengurutan). Untuk Keberhasilan Pemijahan ini sangat ditentukan oleh tingkat kematangan gonad induk yang benar-benar siap untuk dipijahkan agar benih yang dihasilkan lebih berkualitas.
3.1.1. Pemilihan Induk
a. Ciri-ciri induk lele Betina.
• Lihat dari alat kelamin warnanya kemerahan dan tampak agak membesar. Bagian perut tampak membesar ke Arah anus, jika diraba terasa lembek, Jika bagian perut penuh diurut ke Arah anus, akan keluar beberapa butir telur berwarna hijao. Tapi jangan terlalu keras mengurutnya terima kasih nanti indukannya.
• Diharapkan dari pergerakannya lambat dan tidak agresif.
b. Ciri-ciri induk lele jantan.
• Alat kelamin tampak jelas dan lebih runcing di ujungnya kelihatan warnanya kemerahan
• Jika di urut akan keluar cairan putih kental seperti (ingus)
• Warna tubuh agak kemerahmerahan
• Tubuh ramping, gerakannya lincah.
• Sirip Merah.
3.1.2. Proses Streeping dan Pembuahan.
1. Alat dan Bahan

a. Alat
• Bak Permanen / Akuarium
• Mangkok / Baskom
• Gunting
• Timbangan
• Tissue
• Bak
• Cairan (Suntikan)
• Lap / Handuk

b. Bahan
• Ovaprim
• Aquades
• Induk Jantan
• induk Betina
• Larutan NaCl (Natrium Clorida / Larutan Infus)
c. Cara Kerjanya.
1. Siapkan Alat dan Bahan yang diperlukan terlebih dahulu.
2. Lakukan pemilihan induk sesuai dengan kriteria.
3. Setelah memilih induk yang melakukan penimbangan, pilihlah Hormon yang akan digunakan.
4. Setelah ditimbang menggunakan hormon dosis yang akan disuntikan, (saya biasa pakai dosis. Ovaprim 0.3ml / Kg. Dan Aquades 1ml / kg. Aquades berfungsiinya mengencerkan ovaprim. Setelah dosis dapat digunakan penyuntikan, jantan dan betina disuntik sesuai dengan dosis. posisi penyuntikan di bagian belakang dengan kemiringan 45 derajat. cobaakan solusi ovaprim yang ada di spuid tidak ada gelembungnnya. penyuntikan dilakukan bisa malam hari atau pagi hari jam 05.00.
5. Setelah disuntik memasukkan induk tersebut ke dalam wadah terpisah antara induk jantan dan betina dan biarkan selama kurang lebih 8 jam. sekitar 8 jam induk di cek tingkat ovulasinya. Bagaimana cara mengeluarkan telur di sini? Namun, sejauh 8 jam masih belum terlihat keberadaan telur di dasar ember dapat dilakukan pengurutan ke arah anus jika keluarnya benar-benar sudah siap.
6. Ambil induk betina Lakukan Proses Streeping Untuk dikeluarkan telurnya pada mangkok atau baskom. untuk memegang kerajinan agar diam menggantung handuk setengah kering. lakukan pengurutan sampai telur habis. (catatan disetujui pengurutan tidak lancar jangan dipaksakan itu bisa keluar darah.)
7. Lakukan pembedahan induk jantan untuk mengambil spermanya, selanjutnya ambil sperma dari darah menggunakan NaCL. lalu di lap menggunakan tissue.
lakukan pengguntingan atau dicacah lalu tampung di mangkok sambil di encerkan menggunakan NaCL 100ml. (catatan Tangan basuh sebelum dikeluarkan dengan larutan NaCl diperlukan steril dari air. mangkok juga harus kering jangan ada udara.)
8. Setelah telur siap dibuahi sperma. masukan Sperma yang ada di mangkok tadi ke mangkok atau baskom yang sudah berisi telur. secara perlahan. setelah merata telur di tebar di bak / akuarium.
9. Telur akan menetas selam 24 jam30 tergantung pada suhu udara.

3.2. Budidaya Ikan Hias.

Di Indonesia masih minim sekali orangutan yang melakukan budidaya ikan hias untuk dilakukan usaha. Lebih banyak memilih usaha budidaya konsumsi, yang sesuai dengan mereka lebih dari pasar yang membutuhkan.

3.2.1. Tempat budidaya.

Untuk budidaya ikan hias air tawar tempat yang diperlukan bisa dalam bentuk akuarium atau wadah pemeliharaan. Asal ukuran akuarium atau wadahnya besar. Supaya bisa menampung banyak udara di dalam akuarium. Dan juga ikan hias air bisa lebih leluasa.
Untuk hidangan nasi yang ditampatkan di bawah, pilih ikan hias air tawar seperti ikan koki atau koki, ikan koi, ikan arwana, atau ikan komet.
3.2.2. Air yang dibutuhkan juga harus diperhatikan
Budidaya ikan hias air tawar memang airnya harus diperhatikan oleh jeli. Untuk air harus dalam kondisi bersih dan cerah. Meskipun di dalam akuarium kamu udah menyediakan filter udara. Tapi sudah menjadi masalah untuk memiliki air yang bersih.
Untuk kolam beton tidak perlu menggunakan filter, bisa dengan cara membuat pembuangan udara. dan usahakan airnya tetep teruskan pakai air tetep bersih.

3.2.3. Untuk pemijahannya

Pemijahan adalah bagian dari reproduksi ikan untuk menjadikan mata rantai daur hidup demi kelangsungan hidup spesies. Untuk pemijahan ikan hias air tawar, kita harus memilih ikan hias yang usianya sudah matang untuk dibudidayakan. Cara menilainya bisa dilihat dari pola warna kelaminnya. Yang warnanya udah merona itulah yang layak untuk budidaya. Kalau udah ketemu, satukan aja yang pejantan dan betina ke dalam aquarium, dan biarkan mereka melakukan pemijahan. Untuk mengetahui jenis kelamin ikan hias juga beda-beda. Ikan hias koki bisa dilihat dari sirip dadanya. Kalau terlihat ada bintik-bintik putih tersusun rapi di sepanjang badan dan terasa keras ketika kamu sentuh, maka bisa dipastikan itu jenis ikan hias koki jantan. Dan kalau ikan hias koki yang betina, sirip dadanya nggak memiliki bintik-bintik dan terasa lunak jika kamu sentuh.

3.2.4. Pembesaran

Ketika proses pemijahan yang dilakukan ikan hias selesai. Mereka nanti akan bertelur tapi telurnya masih dalam wujud larva. Larva-larva ini tidak butuh makan. Karena kuning telur yang terkandung di dalam larva udah menjadi stok makanannya dalam masa pembesaran. Dan ketika besar, larva ini akan membentuk sendirinya sebagai sosok ikan hias kecil. Di sinilah kamu bisa memberi makanan seperti cacing sutra atau pelet.

3.3. Pakan Buatan.

Pakan buatan merupakan pakan yang dibuat dari formulasi tertentu berdasarkan berbagai pertimbangan dalam pembuatannya. Pertimbangan tersebut didasarkan pada kebutuhan nutrisi ikan, kualitas bahan baku pakan, dan nilai ekonomisnya. Selain itu yang paling penting adalah pakan buatan tersebut akan disukai ikan, tidak mudah hancur dalam air, dan aman bagi ikan untuk menjaga kualitas ikan tetap baik. Pakan buatan dalam budidaya dibagi atas dua kelompok, yaitu pakan utama dan pakan suplemen. Pakan utama adalah pakan yang dibuat untuk menggantikan sebagian atau keseluruhan pakan alami sehingga nutrisi dalam pakan utama harus memenuhi kebutuhan ikan. Pakan suplemen adalah pakan tambahan yang dibuat untuk melengkapi nutrisi yang dibutuhkan ikan.

Dalam pembuatan pakan buatan, bahan pakan dapat berasal dari hewan atau nabati. Berikut penjelasan bahan pakan pada pakan buatan:
1. Bahan pakan nabati berasal dari jagung, sorgum, dedak, bekatul, tepung kedelai dan lain-lain
2. Bahan pakan hewani berasal dari tepung ikan, tepung tulang, tepung udang, tepung    kepala udang dan lain-lain.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengenal dan memilih pakan untuk ikan yaitu:
1. Kandungan nutrisi pada pakan terutama protein yang dibutuhkan dalam jumlah besar untuk kebutuhan ikan.
2. Jumlah energi pada pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ikan.
3. Kecernaan pakan tersebut bagi ikan.
4. Ada tidaknya zat antinutrien atau antitoksik pada pakan.
5. Ekonomis tidaknya harga pakan.
Namun saat ini sudah banyak teknologi yang berkembang untuk mengembangkan pakan buatan menjadi lebih efektif, aman, dan efisien. Teknik yang digunakan dalam pembuatan pakan bagi ikan sudah mulai dikembangkan seperti teknik ekstrusi, fermentasi, dan probiotik yang kemudian diharapkan dapat menghasilkan pakan yang baik, berkualitas, dan ekonomis. Dengan demikian mampu meningkatkan produktivitas panen yang kelak akan dihasilkan.
3.4. Keramba.
Keramba adalah keranjang yang terbuat  dari bilah bambu atau besi untuk membudidayakan ikan. Keramba umumnya ditempatkan di sungai sehingga air sungai dapat mengalir melewati keramba dan air di dalam keramba senantiasa bersirkulasi mengikuti arus air. Keramba bamboo atau besi dapat ditempatkan tenggelam maupun mengapung sebagian, dan masing-masing dilakukan sesuai kebutuhan.

3.4.1. Bentuk dan Ukuran Karamba

Karamba dapat dibuat dengan bentuk bujur sangkar, misalnya 1 X 1 X 1 m atau 2 X 2 X 1 m, atau persegi panjang, misalnya 3 X 2 X 1 m, atau bulat panjang misalnya 2 m dengan garis 0,5-1 m. Ukuran karamba yang efisien adalah panjang 3 X lebar 2 x tinggi 1m. Ukuran  karamba berpngaruh terhadap pertumbuhan ikan. Bila ukuran karamba relatif kecil maka ikan tidak akan banyak bergerak sehingga energinya optimal digunakan untuk metabolisme tubuh sehingga ikan menjadi cepat besar. Dengan ukuranya yang relatif kecil, pemberian pakan bisa merata dan setiap ikan bisa mendapatkan pakan.

3.4.2.  Pemasangan Karamba di perairan


 Pemasangan Karamba di sungai dan di saluran irigasi dangkat. Di sungai-sungai kecil dan saluran irigasi yang dangkal, dengan kedalaman air kurang dari 1 meter, karamba dipasang terendam sebagian. Dasar karamba diletakkan pada dasar perairan. Karamba bisa diletakan secara berderet menjadi satu, dua,atau tiga baris,sesuai lebar sungai atau saluran irigasi. Jarak antara karamba yang satu sama dengan karamba yang lain harus lebih dari 50 cm agar aliran sungai tidak terhambat. Setelah karamba diletakan pada posisinya, setiap unit karamba diikat pada pemancang agar tidak hanyut.

3.4.3. Ikan Monos3ks.

Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan air tawar yang tergolong dalam famili Chiclidae. Di perdagangan internasional, ikan ini disebut sebagai red tilapia. Ikan nila jantan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tidak sama dengan ikan nila betina.

3.4.4. Teknik melakukan Jantanisasi pada Ikan Nila.

   Proses jantanisasi ikan nila bisa dimulai dengan mempersiapkan 24 buah happa yang berukuran 2 x 2 x2 m3. Semua happa tersebut lantas dimasukkan ke dalam kolam yang memiliki luas sekitar 400 m2 dan kedalaman air minimal 1,5 m. Kemudian masukkan larva ikan nila sebanyak 20.000-30.000 ekor ke dalam masing-masing happa. Setelah itu, larva tadi diberi pakan berupa tepung-tepungan yang telah dicampur dengan hormon 17 Alpha methyltestosteron. Berikan terus pakan ini secara teratur hingga masa pemeliharaan selama 17 hari.
 Larva yang telah dilakukan proses jantanisasi kemudian dipelihara di kolam pendederan yang ukuran luasnya 200 m2. Kolam tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu, lumpurnya dibuang, lalu diberikan kapur dolomit sebanyak 50 gram/m2. Selanjutnya masukkan pupuk kandang berupa kotoran ayam sebanyak 250 gram/m2 untuk memicu pertumbuhan plankton. Kolam kemudian diisi dengan air secara perlahan-lahan sampai ketinggiannya mencapai 70 cm dan dibiarkan selama 3 hari. Berikutnya berikan pupuk urea sebanyak 2,5 gram/m2 dan pupuk TSP sebanyak 1,25 gram/m2 untuk meningkatkan kesuburan kolam.
Setelah kolam pendederan terisi air dan dibiarkan selama 7 hari, larva ikan nila yang telah melalui tahap jantanisasi ditebarkan ke kolam tersebut dengan tingkat kepadatan 250 ekor/m2. Untuk mendukung pertumbuhannya,perlu diberikan pakan tambahan berupa tepung khusus untuk benih ikan. Ketersediaan plankton sebagai pakan alami ikan harus terus dijaga dengan melakukan pemupukan kolam secara berkala. Pemupukan ulang memakai pupuk urea dan pupuk TSP dilaksanakan setiap seminggu sekali dengan jumlah pupuk urea 2,5 gram/m2 dan pupuk TSP 1,25 gram/m2. Pupuk-pupuk ini harus senantiasa terus diberikan selama masa pemeliharaan ikan nila berlangsung.


BAB IV
PENUTUP


4.1. Kesimpulan.

1. Dengan menggunakan sistem pemijahan buatan akan memepercepat untuk mendapatkan bibit, bibit yang dihasilkan dari pemijahan buatan bisa sebagai peluang usaha,misalkan penjualan bibit lele.
2. Pakan merupakan makanan pokok ikan,untuk mengurangi biyaya didalam budidya, maka pembuatan pakan buatan sebagai tambahan pakan ikan sangat membantu untuk mengurangi biyaya didalam budidaya perikanan.
3. Sistem monosex merupakan upaya membuat ikan nila berkelamin jantan semua. Ikan Nila jantan memiliki kecenderungan lebih cepat pertumbuhannya, sehingga pemilihan bibit ikan nila jantan untuk dibudidayakan mampu mempersingkat masa panen.

4.2. Saran.

Kami menyadari bahwa laporan peraktikum ini masih banyak kekurangan,baik dari bentuk tulisan atau isi, oleh karna itu penulis sangat membutuhkan masukan atau saran dari pembaca untuk mensempurnakan laporan ini.


BAB V
DAFTAR PUSTAKA



Effrizal. 1998. Respon Ovulasi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus. B) Dari Berbagai Dosis Hormon LHRH-a, Fisheries Jurnal. Garing. Vol. 7 No. 2. Jurnal Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta. Padang.
Wulandari, Vindri Catur Putri, dkk. Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI IPA 1 Di SMA Muhammadiyah 1 Malang. Universitas Negeri Malang.
Arfah H, Carman O. 2008. Manipulasi hormon dan suhu untuk produksi jantan homogametik (XX) dalam rangka pengembangan budidaya monoseks betina ikan patin Pangasionodon hypopthalmus. Jurnal Akuakultur Indonesia 7: 33–38.
Arfah H, Mariam S, Alimuddin. 2005. Pengaruh suhu terhadap reproduksi dan nisbah kelamin ikan gapi Poecilia reticulate Peters. Jurnal Akuakultur Indonesia 4: 1–4.
Carman O, Jamal MY, Alimuddin. 2008. Pemberian 17α-metiltestosteron melalui pakan meningkatkan persentase kelamin jantan lobster air tawar Cherax quadricarinatus. Jurnal Akuakultur Indonesia 7: 25–32.
 Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.


12 cara merawat ikan koi yang perlu diketahui oleh pemula

  IKAN KOI ikan koi adalah ikan yang di pelihara di negara jepang karena di yakini akan membawa keberuntungan. ikan koi di pelihara di halam...